Saya akhirnya memutuskan untuk beli eh alias nyicil rumah maksudnya. Duitnya sekarang gak cukup kalau mau beli cash soalnya.
Bukan perkara yang mudah ternyata untuk memutuskan untuk mulai mencicil rumah.
Mulai dari harganya yang emang jauh banget dari kata murah, gaji yang bisa dibilang masih pas-pasan dan berbagai faktor lainnya. Dengan berbagai
pertimbangan, mulai dari:
- Pertama, saya yang tinggal merantau yang jaraknya bermil-mil jauhnya dari rumah dan tidak memilliki keluarga disana membuat saya harus ngekost dan pengeluaran buat bayar ngekost memang sebaiknya dialokasikan buat nyicil rumah. Kalau sudah lunas kan ada bukti fisiknya yaitu rumah. Setidaknya kalau sudah tua sudah ada tempat buat pulang lah. Kalau ngekost? Yah, gak ada bukti fisiknya tapi setidaknya gak mikir maintenance buat rumah sih.
- Kedua, gak enak banget kalau ada keluarga yang datang kalau harus ngekost karena gak nyaman buat saya dan keluarga dan juga penghuni kostan lainnya. Biasalah kalau ngekost ada aja ribetnya. Yah, walaupun orang tua dan saudara yang datang. Kalau sudah punya rumah kan keluarga bisa bebas menginap.
- Ketiga, harga rumah subsisi yang tiap tahun makin naik sih yang bikin saya jadi kalang kabut buat segera ngambil KPR Rumah.
- Keempat, ya terkait rumah dan perumahanya sendiri. Perumahan di tempat saya memilih untuk mengambil cicilan rumah KRP termasuk perumaha dengan perumahan yang memiliki kualitas yang baik untuk bangunan dan material apabila dibandingkan dengan perumahan lain dengan harga yang sama. Lokasinya juga ini sih penting banget karena di berada di dataran yang cukup tinggi jadi bisa terbebas dari banjir. Saya gak mau nanti saat hujan malah kebanjiran rumahnya. Kelima, posisi rumah yang sedang tersedia memang posisi yang saya sukai ya kalau bukan sudut yah pojok. Kenapa? Biar dapat sinar matahari dan aliran udara yang lebih banyak. Ini harus banget saya perhatikan karena saya punya riwayat alergi sama debu dan gampang flu makanya butuh asupan sinar matahari dan ventilasi udara yang cukup, gak tahan banget kalau yang pengap-pengap.
- Keenam investasi. Rumah kan termasuk investasi tak bergerak yang harganya tiap tahun bakal naik. Siapa tahu kan bisa berguna ke depannya.
Akhirnya memutuskan untuk mulai nyicil rumah. Nah, biar runut saya buat kayak gini saja biar lebih detail.
[28/11/2023]
Nah, ceritanya itu di akhir bulan November 2023 saya mendapat info dari teman kalau perumahan yang saya saya minati sudah memasuki tahap pembangunan 4. Sebelumnya, saya sudah menghubungi terkait rumah mana yang masih kosong yang belum ada pembelinya tapi ternyata masih di Tahap Pembangunan 3 dan rata-rata semua sudah lalu. Ada sih sisanya rumahnya satu tapi gak suka sama posisinya.
Saya juga sambil hubungi orang tua terkait posisi rumah mana yang sebaiknya saya pilih. Memang sebelumnya sudah memberitahukan ke orang tua dan orang tua memberi respon yang positif karena memang pertimbangan-pertimbangan yang sudah saya pikirkan ternyata memang kurang lebih sama. Kan tadi saya bilang sukanya rumah degan posisi sudut atau di ujung. Berhubung yang rumah yang diujung agak kurang kondusif (menurut saya yah) akhirnya memutuskan untuk mengambil rumah dengan posisi sudut.
Nah, pas dapat berita Tahap Pembangunan 4 langsung memantapkan hati buat beli rumah dan menghubungi Developer I buat nanyain rumah mana yang masih kosong.
Nah, perumahan ini kan punya 2 Developer. Satunya yang tinggal di Perumahan tersebut dan yang dihubungi untu bertanya-tanya soal rumah, cek lokasi dan sebagainya dan kita sebut saja Developer I. Satunya lagi developer yang mengurusi terkait administrasi hingga proses akad kredit rumah dan kita sebut saja Developer II. Biar gampang aja sih.
Setelah bertanya kesana kemarin termasuk kelebihan tanah yang bisa saya dapatkan dan ternyata kalau posisi sudut tidak memungkinkan lagi dapat kelebihan tanah di Tahap Pembangunan 4 ini. Setelah bertanya mengenai perumahan ke Developer I dan juga teman yang sudah ngambil lebih dulu disana dan bertanya soal posisi rumah dengan keluarga di rumah akhirnya memutuskan ambil rumah dengan posisi sudut.
[29/11/2023]
Besok paginya langgung transfer 1 juta sebagai Booking Fee 1. Tak lupa dimintain KTP dan KK meskipun besok pagi baru saya baca dan kirimkan filenya. Diingatkan juga untuk tidak mengambil kredit dulu biar gampang lolos nanti berkasnya. Setidaknya, kalau ada cicilannya gak nunggak gitu. Oke.
[30/11/2023]
Besoknya lagi, dichat lagi sama Developer I apakah berminat dengan rumah F21 yang sebenarnya masuk di Tahap Pembangunan 3 tapi masih kosong. Kemungkinan KPR yang pernah mengajukan gak disetujui. Posisinya sudut pula dan rumahnya sudah jadi. Tawaran yang terpenting adalah akadnya bisa dilakukan tahun ini jadi masih bisa dapat harga 168 ratus juta. Sedangkan kalau ambil di Tahap Pembangunan 4 bisa kena 172 ratus juta karena bank tidak akan menyetujui pinjamkan kalau rumahnya belum dibangun sama sekali dan besar kemungkinan akadnya tahun depan yang notabene harganya sudah naik. Sorenya saya lansgung datang buat ngecek rumahnya. Malamnya saya bubungilah orang tua dan mereka oke-oke aja. Nomor rumahnya juga nomor cantik, ada-ada aja.
Besoknya lagi, saya mengabari Developer I bahwa saya setuju untuk ngambil rumah tersebut dan dikirimin foto berisi berkas-berkas yang harus disiapkan
- Foto copy KTP
(dan suami/ istri) Foto copy buku nikah/ akte cerai- Foto copy KK
- Surat keterangan belum menikah (diurus di kantor desa/ keluarahan sesuai KTP)
- Surat keterangan belum memiliki rumah (diurus juga di kantor desa/ keluarahan sesuai KTP)
- SK Pertama & SK terakhir (untuk PNS & POLRI)
- Foto copy BPJS
- Rekening koran 3 bulan terakhir
- Ampra/ slip gaji 3 bulan terakhir (Minta di bendahara tempat bekerja)
- Surat keterangan penghasilan 3 bulan terakhir (ini mintan juga di bendahara tampat bekerja dan disarankan buat up penghasilaan biar KPRnya gampang disetujuin)
- Pas foto 3x4 sebanyak 3 lembar
(dan suami/ istri) - Surat keterangan tidak bekerja
- Foto copy NPWP (ternyata dimintain SPT tahunan juga kalau NPWP lebih dari 1 tahun)
- Surat keterangan domisili (jika memiliki KTP Wilayah berbeda dengan lokasi perumahan)
Nah, berkasnya gak bisa langsung saya siapkan karena saya lagi pantau mahasiswa yang lagi praktikum terus ini hari Jumat jadi agak terbatas waktunya buat ngurus persyaratannya.
[04/12/2023]
Makanya saya baru mulai siapkan di hari Senin. Jadi, yang diurus di kantor lurah dekat rumah tuh saya minta tolong sama orang di rumah buat diurusin dan ternyata satu hari beres. Emang rejeki dah, soalnya semua yang bertanda tangan sedang ada di tempat semua. Filenya di di scan terus softfilenya di kirim deh ke daya. Kalau mau ngirim hardfilenya kena goban lagi tapi ternyata cuma file scan tapi lolos kok. d
Berkas lainnya saya yang siapkan kecuali satu sih yaitu surat keterangan domisili. Saya ke kantor desa dekat perumahan itu baut ngurus tapi harus siapkan surat pengantar dari RT dan RW sama kalau ngekost diminta untuk siapkan PBB Bangunan. Hah?? Perasaan beberapa kali ngurus surat keterangan domisili gak kayak gini. Akhirnya, nyerah dan pulang dan saya sampaikan ke Developer I. Developer I mau bantuin ngurus suratnya tapi diminta buat ngasih goban buat uang rokok ceritanya. Lah saya protes karena kebanyakan dan pas saya tanyaki ke teman yang sudah tapi gak bayar sepeserpun. Cuma karena kasihan kali sama saya akhirnya gak jadi disuruh bayar, wkwkwkw...
[05/12/2023]
Jadi, tinggal bawa berkas lainnya yang sudah siap karena surat keterangan domisili akan disiapkan sama Developer I dan hari rabu saya bawain deh tuh berkas ke Developer I.
[06/12/2023]
Besoknya, dimintain data bendahara di tempat kerja dan nomor Hp serta data keluarga yang tidak serumah mulai dari nama, alamat, nomor Hp dan hubungan keluarga serta berapa lama tenor pembayaran yang ingin diambil. Saya masukin data kakak yang lagi di Bogor terus tenornya 15 tahun karena tenor 20 tahun kelamaan dan bunganya pasti bakal lebih Gede sedangkan kalau tenor 10 tahun gak kuat sama cicilannya.
Diminta juga untuk buat akun di sitara.tapera.go.id kalau mengirimkan akun dan passwordnya. Ini hampir terlewat sih tapi sudah diingatkan.Oke ceklis.
[11/12/2023]
Beberapa hari kemudian diminta juga buat akun di SiKasep dan tak lupa mengirimkan akun dan passwordnya. Oke ceklis.
Nah, sempat galau karena mau ke Bogor. Takutnya kabar buat akad datang saat sudah di Bogor. Pas saya tanyain ke Developer I, katanya tunggu saja kabarnya.
[19/12/2023]
Beberapa hari kemudian akhirnya ada kabar dari Developer II. Hari itu bertepatan dengan pelaksanaan kuliah umum dimana saya jadi panitianya yang membuat saya lagi hectic-hecticnya. Belum lagi siangnya mau ke Makassar karena besok sudah berangkat naik kapal tujuan pelabuhan Tanjung Priok. Jadi, di mengabari terkait surat penegasan persetujuan penyediaan kredit (SP3K) sudah jadi tapi pas saya baca ada yang keliru terkait tenornya yang tertulis 240 bulan padahal seharusnya 180 bulan yang sesuai dengan yang saya ajukan. Kata Developer IIya karena ada kredit tanpa ada tanda tanya. Alamak, pening juga yah. Kubilang saja saya belum pernah ngambil kredit. Mau direvisi dulu dan tak lupa diminta untuk tidak ngambil kredit dulu. Oke pak!!!
[08/01/2024]
Sampai memasuki tahun 2024, tepatnya minggu kedua di tahun baru ini saya dikirimin SP3K yang sudah sesuai dengan tenor yang saya ajukan yaitu 15 tahun. SP3K ini mencantumkan terkait data permohonan kredit sebesar 162,3 ratus juta dengan tenor 15 tahun, suku bunga 5% p.a. sistem anuitas, dan cicilan sebesar Rp. 1.085.300 per bulan. Selain itu, SP3K membuat uang muka yang akan dibayarkan dengan rincian:
- Biaya notaris: Rp. 250.0000
- Biaya pemasangan HT: -
- Biaya penilai/ appraisal: -
- Biaya administrasi: Rp. 350.000
- Provisi bank: Rp. 840.000
- Angsuran pertama: Rp. 1.303.100
- Blokir 2 angsuran: Rp. 2.606.200
- Total: 5.349.300
Akadnya akan dikabari katanya setelah pengecekan sertifikat.
[10/01/2024]
Lusanya, saya dikirimkan foto buku tabungan dan ATM milik saya yang sudah jadi dan bisa diambil saat akad nanti. Nah, saya diminta untuk mengirimkan duit sejumlah yang tertera di SP3K ke rekening tersebut tapi jangan lupa dilebihin cepek sebagai syarat saldo minimal pembuatan rekening. Tentu saja jangan lupa bukti transfernya yang akan diteruskan ke bank. Akadnya nanti dilakukan di Bank BTN Polewali. Lokasinya sebelum pasar Sentral Polewali.
Ternyata, Developer II mengabarkan besok sudah bisa akad kredit. Sayangnya masih di Makassar dan saya bilang minggu depan saja.
[12/01/2024]
Beberapa hari kemudian Developer I mengirimkan saya file lampiran Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) untuk di print dan dibawa ketika akad. Tinggal di print saja katanya meskioun diminta untuk tetap perhatikan siapa tahu ada data yang salah.
[15/01/2024]
Minggu depannya, Developer II mengabari bahwa hari Rabu sudah bisa akad kredit dan saya oke kan.
[16/01/2024]
Sehari sebelum, Developer II tak lupa untuk mengingatkan bahwa besok akad kredit sama membawa 24 materai. Ini saya belinya di kantor pos biar harga pas dan beli lewat kurir karena matahari lagi panas-panasnya.
Saya juga ngechat teman untuk minta bantuan ditemanin ke Polewali. Mau naik pete-pete (angkot) takut gak keburu mana jauh pula.
[17/01/2024]
Tiba di BTN Polewali
Tibalah harinya. Saya dan teman berangkat ke Polewali pake motor setelah duhur. Agak balap karena katanya bakal gak keburu kalau bawa motornya santai aja dan memang tiba disana sudah nyaris jam 2 di BTN Polewali. Masuk ke gedungnya sepi banget yang terlihat cuma satpam dan langsung disambut dan ditanya mau transaksi apa. Saya sampaikan lah kalau saya mau akad rumah dan satpamnya sudah ngerti dan langsung memberitahukan kalau dilakukan di lantai 2. Saya kira bakal dilakukan di bagian teller. Saat itu ada pagawai bank yang keluar dari ruangan dan setelah mengetahui saya mau akad rumah langsung ditanyain mengenai rekening BTN. Saya bilang katanya sudah jadi dan diambil saat akad dan saya
langsung dipersilahkan ke bagian teller untuk diproses buku rekening sekalian ATMnya. Sembari ngechat juga sama pihak Developer II kalau sudah tiba dan sebagainya. Buku rekeningnya sudah jadi begitu pula dengan ATMnya yang berlabel debit platinum. Barusan nih saya punya kartu ATM tipe gituan. Gak lupa juga Tellernya ngeproses buat bikin akun mobile bankingnya. Bentar banget.
Beres deh dan ternyata saya sudah disambut oleh Developer II. Saya baru ketemu Developer II. Developer II juga ngasih tahu untuk menunggu sebentar karena masih ada satu orang juga yang mau akad dari perumahan yang saya ambil dan orangnya sudah datang cuma lagi ngurus buku rekening dan ATM juga. Pas dipersilahkan ke lantai 2, saya langsung tancap gas aja soalnya di lantai 1 tadi dingin buanget mana pas banget ada AC depan sama belakang yang saling berhadapan mana nih kantor BTN Polewali masih baru dan biasanya otomatis AC juga baru kan.
Tiba di lantai 2 ternyata cukup ramai meskipun hanya ada 2 pegawai bank yang melayani dan sepertinya memang untuk transaksi kredit gitu. Masih ada pelanggan lain yang sedang di proses jadi masih menunggu mungkin sekitar 15-20 menit. Nah, Developer II juga gak kalah sibuk karena harus modar mandir naik turun tangga karena orang satunya lagi yang ngambil rumah di perumahan yang sama dengan saya itu sempat gak ketemu buku rekeningnya tapi akhirnya ketemu kok. Baru setelah itu, Bapak Developer II menghampiri saya dan meminta berkas yang sudah diminta di print dan beberapa ada yang harus di tanda
tangani oleh atasan tempat kerja. Saya serahkan dan dan dicek. Sempat tuh kayak ngomong serius dengan pegawai bank seperti ada yang kurang dan tenyata benar dong. Masih ada 1 berkas lagi yang belum di tanda tangani sama atasan dan belum ada satupun yang di stempel. Berkas lainnya pun belum saya tempelkan materai karena saya pikir saat akad aja ditanda tangani. Kecuali berkas yang buat ditanda tangani sama atasan yang mengharuskan memakai materai itu sudah ada materianya karena atasan saya gak mau tanda tangan kalau yang minta gak tanda tangan duluan. Gak sopan juga sih.
Akad Kredit
Nah, akhirnya tiba juga waktunya dan saya dipersilahkanlah ke meja pelayanan untuk melakukan akad.
Nah, pegawai banknya menjelaskan dulu baru deh akad per tanggal 17 Januari 2023 jam 2 siang, menitnya lupa. (Eh, ulang tahun Kangin ternyata, pas nulis nih artikel baru sadar). Banyak banget anjir yang dijelakskan dan yang perlu ditanda tangani tapi ada beberapa hal yang memang perlu di
highlight:
Pembayarannya auto debet melalui rekening BTN yang sudah dibuatkan dan akan diproses tanggal 7
Denda keterlambatan pembayaran sebanyak 1,5% dari total yang belum dibayarkan
Ada pembayaran ekstra dimana bisa membayarkan tagihan beberapa bulan sekliagus hanya dengan membayar biaya pokok dan ini bisa dilakukan dengan langsung mendatangi kantor Bank BTN terdekat untuk diproses. Gak
harus BTN Polewali karena nanti BTN wilayah tersebut yang akan mengirimkan dananya ke BTN Polewali. Sangat menarik dan sangat patut untuk dicoba nanti saat ada rejeki.
Ada penalty pelunasan sebesar 1% dari yang belum dibayarkan. (Ini mudah-mudahan ada rejeki jadi bisa cepat lunas sih sebelum waktunya)
Sertifikat rumah akan diubah atas nama saya yang akan diurus
oleh notaris. Namun, akan diserahkan ke bank dan bank akan meyerahkan ke saya saat rumahnya sudah lunas. Ini sih sepamahaman saya setelah dijelaskan sama pegawai banknya. Mudah-mudahan gak keliru soalnya saya rada-rada ngelag kalau diberikan penjelasan panjang lebar.
Selama 5 tahun, rumahnya harus sudah ditempati dan tidak boleh diubah bentuknya seperti dibuat tingkat dua, pagar yang menutupi seluruh bagian depan rumah karena nanti akan ada yang mengecek dari Kementerian PUPR. Jima tidak sesuai maka rumah subsidinya bisa dibatalkan, katanya...
So, target saya memang rumah ini Insya Allah bisa lunas secepatnya tanpa harus menunggu 15 tahun. Bismillah, lunas sebelum 10 tahun, kalau perlu kurang dari 5 tahun, tahun depan juga bisa.
Selesai akad, saya kembali berbicara dengan pihak Developer II terkait saya yang harus melenajutkan ke notaris untuk mengurus sertifikat dan juga terkait berkas-berkasku yang tenryata ada yang belum di tanda tangani oleh atasan di tempat kerja dan juga belum di stempel, dan masih ada 2 lembar yang harus di print ulang karena masih ada kekeliruan. Katanya itu buat yang tertera buat harga lama. Nanti berkasnya bisa dititip di Marketing yang juga tinggal di Perumahan itu.
Makan siang doeloe
Berhubung lapar jadi memutuskan untuk singgah makan di franchise ayam di Wonomulyo yang jaraknya 20 menitan lebih dari Polewali. Pas tiba disana agak bingung mau oesan apa karena lagi buru-buru makanya pesan yang ringkas aja. Pesannya yang paketan, ada nasi, ayam geprek, sambal dan es teh. Padahal awalnya mau makan di Soto Lamongan di Campalagian tapi takut gak keburu. Padahal entar dilewatin. Lebih tepatnya takut gak keburu laparnya.
Notaris buat Sertifikat nantinya
Akhirnya, tiba juga di notaris dan mba tadi yang sama-sama mengambil perumahan yang sama dengan saya ternyata sudah sampai. Bahkan sudah menyelesaikan urusannya di notaris. Sempat saya ngobrol bentar ternyata rumahnya gak jauh dari rumahku.
Ini sih di Notaris, gak pake ba bi bu langsung dipersilahkan duduk buat tanda tangani. Setelah membubuhkan tanda tangan yang entah sudah berapa kali akhirnya beres. Tak lupa staf notarisnya meminta materai sebanyak 8 lembar. Yah, padahal saya kirain gak bakal dimintain. Lumayah tauk materainya banyak banget wkwkwk… Prosesi di notaris sudah selesai saya tanyainlah bagaimana nanti mengenai sertifikatnya dan disuruh tanyain staf yang satunya. Saya tanya staf satunya bagaimana nasib sertifkatnya malah gak jelas. Ini saya di notaris harapnya tuh bakal dijelasin tetek bengeknya malah gak ada informasi apa pun. Ya sudahlah, saya duduk bentaran lagi sekitar 10 menit baru deh lanjut buat beli materai di Kantor Pos yang masih kurang ternyata buat dokumen SBUM. Habis dari kantor pos langsung pulang deh karena capek juga ternyata…
[19/01/2024]
Berkas SBUM baru beres lusanya karena kemarinnya pergi ke kampus terlalu kesorean akhirnya gak sempat ketemu sama atasan deh buat minta tanda tangan sekalian saya tempelkan semua yang memang harus menggunakan materai. Total ada 11 materai yang saya gunakan di berkas SBUM ini. Setelah beres, sorenya saya kirimkan berkasnya k Developer I lewat kurir dan beres deh sesi pemberkasan untuk tahap mulai menyicil rumah. Lega juga~
- January 16, 2024
- 0 Comments